BUSANA PESTA
BUSANA PESTA |
pola gaun potongan pias - Pengertian Busana Pesta Malam
Busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta, dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pagi, siang, malam (Prapti Karomah dan Sicilia S, 1998:8-9). Menurut Enny Zuhny Khayati (1998) busana pesta malam adalah busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Menurut Sri Widarwati (1993:70) busana pesta adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta dan dibuat lebih istimewa dari busana lainnya, baik dalam hal bahan, desain, hiasan, maupun teknik jahitannya.
1.Penggolongan Busana Pesta
Menurut Enny Zuhny Khayati (1998) dan Sri Widarwati (1993) busana pesta dikelompokkan menjadi:
a. Busana Pesta Pagi
Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara pukul 09.00-15.00. Busana pesta ini terbuat dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap.
b. Busana Pesta Sore
Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok.
c. Busana Pesta Malam
Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih mewah.
d. Busana Pesta Malam Resmi
Busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana, biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah.
e. Busana Pesta Malam Gala
Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri-ciri mode terbuka, glamour, mewah. Misalnya : Backlees (punggung terbuka), busty look (dada terbuka), decolette look (leher terbuka) dan lain-lain.
2. Karakteristik Busana Pesta
Untuk menghasilkan sebuah busana pesta yang bagus dan bermutu tinggi perlu mempertimbangkan karakteristik dari busana pesta tersebut. Karakteristik busana pesta antara lain :
a) Siluet Busana Pesta
Menurut Sri Widarwati (1993) siluet busana pesta adalah struktur pada desain busana yang mutlak harus dibuat dalam suatu desain. Siluet adalah garis luar (bayangan) suatu busana (Sicilia Sawitri, 1994:57). Penggolongan siluet dibagi beberapa macam :
1) Bentuk dasar
Penggolongan siluet menurut bentuk dasar dibedakan menjadi 3, yaitu:
a) Siluet lurus atau pipa (straigh/tabular)
b) Siluet lonceng (bell-shape/bouffant shilouette)
c) Siluet menonjol (bustle shilouette)
2) Pengaruh tekstur
Siluet berdasarkan pengaruh tekstur dibedakan menjadi 2 yaitu siluet tailor dan siluet draperi.
3) Kesan usia
Berdasarkan kesan usia, siluet dibedakan menjadi 2 yaitu siluet dengan kesan gadis remaja (flapper shilouette) dan siluet dengan kesan dewasa (mature shilouette)
4) Bermacam huruf
Berdasarkan bentuk huruf siluet dibedakan menjadi siluet A, H, I, T, Y, S, X, O, dan L.
5) Bentuk yang ada di alam
Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu:
a) Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih dibedakan lagi menjadi 3 yaitu :
(1) Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless. Bagian bahu mengecil, bagian dada besar (membentuk buah dada) bagian pinggang mengecil dan bagian rok melebar.
(2) Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di pinggang, membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil.
(3) Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil di pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya siluet ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar.
(4) Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan setali, lengan raglan atau lengan dolman.
b) Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu siluet persegi panjang (rectangle), siluet trapesium (trapeze), siluet taji (wedge), dan siluet tunik ( T shape)
c) Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian diberi tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas.
d) Siluet pant (celana)
Menurut Sri Widarwati (1993) busana pesta seringkali terbuka bagian atas, seperti model decollate, strapless/bustle, backless, dan lain-lain.
Penerapan siluet pada desain busana menggunakan siluet A yang pada bagian atas sedikit terbuka dengan menggunakan keep untuk menutup bagain dada agar tidak terlihat begitu fulgar.
b) Bahan Busana Pesta
Bahan yang digunakan untuk busana pesta biasanya dipilih bahan-bahan yang berkualitas tinggi dan mampu menimbulkan kesan mewah. Bahan-bahan tersebut antara lain bahan yang tembus terang seperti bahan brokat, tile, organdi, sifon dan lain – lain (Enny Zuhni Khayati, 1998:2). Sedangkan menurut Sri Widarwati (1993) bahan yang digunakan untuk busana pesta antara lain beledu, kain renda, lame, sutera, dan sebagainya.
Busana pesta yang digunakan pada umumnya adalah bahan yang berkilau, bahan tembus terang, mewah dan mahal setelah dibuat. Menurut Enny Zuhni Khayati (1998:9)
ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan busana yaitu :
(1) Memilih bahan sesuai dengan desain.
(2) Memilih bahan sesuai dengan kondisi si pemakai.
(3) Memilih bahan sesuai dengan kesempatan.
(4) Memilih bahan sesuai dengan keuangan keluarga.
c) Warna Busana Pesta
Warna yang digunakan dalam pembuatan busana pesta biasanya kelihatan mewah dan gemerlap, untuk busana pesta malam biasanya menggunakan warna-warna mencolok/cerah, warna-warna yang lembut, seperti ungu, biru muda, dan putih serta warna-warna tua/gelap, seperti merah menyala dan biru gelap (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998). Sedangkan menurut Sri Widarwati (1993) pemilihan warna busana pesta berbeda, harus disesuaikan dengan kesempatan pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak, atau warna-warna yang mengkilap.
d) Tekstur Bahan Busana Pesta
Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat-sifat permukaan tersebut antara lain: kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis, dan tembus terang (transparan), (Sri Widarwati, 1993 : 14). Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu tekstur kaku, tekstur kasar dan halus, tekstur lemas, tekstur tembus terang, tekstur mengkilap dan kusam (Arifah A Riyanto, 2003 : 47). Menurut Enny Zuhni Khayati (1998) tekstur bahan untuk busana pesta biasanya lembut, licin, mengkilap/kusam, tidak kaku dan tidak tebal dan juga memberikan kesan nyaman pada waktu dikenakan.
2. Pola Busana
Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas, yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju/busana ketika bahan digunting (Porrie Muliawan, 1992). Menurut Widjiningsih (1994:1) pola terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan (blus), lengan, kerah, rok, kulot dan celana yang masih dapat diubah sesuai mode yang dikehendaki. Adapun langkah pembuatan pola adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan Ukuran
Untuk memperoleh pola busana yang pas dan cocok dengan model memerlukan ukuran bagian tubuh model secara tepat dan akurat. Setiap sistem atau metode pembuatan pola kontruksi memiliki jenis kebutuhan tentang ukuran yang berbeda-beda. Sebelum melakukan pengukuran, model yang hendak diambil ukurannya harus menggunakan peter ban dan diikatkan pada bagian-bagian tubuh tertentu hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil ukuran yang akuran selain itu atribut busana yang menjadikan tubuh lebih besar harus dilepas. Ukuran yang diperlukan dalam pembuatan busana pesta malam adalah sebagai berikut:
1) Lingkar Leher (L.L.) : Diukur sekeliling batas leher, dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher.
2) Lingkar Badan (L.B.) : Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak sentimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari.
3) Lingkar Pinggang (L.PL) : Diukur pas sekeliling pinggang.
4) Lingkar Pinggang (LP) : Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau diselakan 1 jari. Untuk pinggang ban rok dan slack. Boleh dikurangi 1 cm.
5) Lingkar Panggul (L.Pa.) : Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar, ditambah 2 cm sebelah atas puncak pantat dengan sentimeter datar. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.
6) Tinggi Panggul (T.Pa) : Diukur dari bawah ban petar pinggang sampai di bawah ban sentimeter di panggul.
7) Panjang Punggung : Diukur dari tulang leher yang menonjol di tengah belakang lurus ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang.
8) Lebar Punggung : Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan yang kanan.
9) Panjang Sisi (P.S.) : Diukur dari batas ketiak ke bawah ban petar pinggang di kurangi 2 a 3 cm.
10) Lebar Muka (L.M.) : Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri.
11) Panjang Muka (P.M.) : Diukur dari lekuk di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang.
12) Tinggi Dada(T.D.) : Diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada.
13) PanjangBahu(P.B.) : Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan, atau bahu yang terendah.
14) Lebar Dada (L.D.) : Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari (B.H.) buste-haouder atau kutang pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa.
15) Panjang Lengan Blus (P.L.B.) : Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui tulang pergelangan lengan yang menonjol.
16) Lingkar Lubang Lengan (L.L.L.) : Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan.
17) Ukuran Uji (U.U.) : Diukur dari tengah muka di bawah ban petar serong melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai di tengah belakang pada bawah petar ban.
18) PanjangRok : Diukur dari batas pinggang sampai batas yang diinginkan.
b. Metode Pembuatan Pola
Pola adalah langkah awal dalam proses pembuatan busana. Pola ada beberapa jenis yaitu pola jadi dan pola yang dibuat langsung. Pola jadi adalah pola yang sudah ada di pasaran seperti majalah atau tabloid. Jenis pola yang sudah jadi yaitu, pola standar, pola rader, pola amplop, pola cetak, pola diagram. Selain pola yang sudah ada, cara untuk mendapatkan pola dengan membuatnya sendiri. Metode pembuatan busana terdiri dari dua macam yaitu :
1) Drapping
Drapping adalah cara membuat pola atau busana dengan meletakkan kertas tela sedemikian rupa di atas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju ke sisi dengan bantuan jarum pentul (Widjiningsih, 1990 :1).
Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan diberikan lipit pantas (kupnaad). Metode Drapping ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain dan banyak dilakukan sebelum konstruksi pola berkembang.
2) Konstruksi Pola
Konstruksi pola adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran yang dari bagian-bagian yang diperhitungkan secara matematis dan gambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok dan lain-lain (Widjiningsih, 1994:3).
Dengan konstruksi pola ini dapat dibuat bermacam-macam busana. Menurut Porrie Muliawan (1992:7) untuk memperoleh konstruksi pola yang baik harus menguasai hal-hal sebagai berikut:
a) Cara mengambil macam-macam jenis ukuran harus tepat dan cermat.
b) Cara menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis lubang lengan harus lancar dan tidak ada keganjilan.
c) Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada dalam konstruksi harus dikuasai.
Sistem atau cara pembuatan pola kontruksi terdapat beberapa macam seperti metode So-en, Meyneke, Charman, Cuppens Guers, Frans Wenner coupe, Derssmaking, ho Twan Nio, Njo Hong Hwie, Muhawa, Edi Budiharjo.
Saat membuat pola busana, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti:
Sewaktu mengambil ukuran harus benar tepat dan cermat. Model diikat dengan peter ban pada beberapa bagian tubuh. Model harus berdiri dengan tegap jangan sampai membungkuk.
Cara menggambarkan lengkungan-lengkungan pola pada busana harus luwes, seperti menggambar kerung lengan. kerung leher, garis panggul dan lain-lain.
Perhitungan yang dilakukan harus cermat dan teliti sesuai dengan rumus, agar hasil yang diperoleh benar.
Penerapan pembuatan pola menggunakan pola dasar mayneke.
c. Teknologi Busana
Teknologi busana adalah cara atau teknik pembuatan busana agar hasilnya menarik dan nyaman dipakai (Nanie Asri Yuliati, 1993). Busana yang berkualitas tinggi biasnya penyelesaiannya menggunakan tangan seperti pengeliman, penyelesaian kampuh, penyelesaian lapisan, sehingga memakan waktu yang relatif lama dan membutuhkan ketelatenan. Teknologi pembuatan busana terdiri dari:
d) Teknologi penyambungan (kampuh)
Kampuh adalah kelebihan jahitan atau tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit (Nanie Asri Yulianti, 1993). Kampuh ada dua macam yaitu kampuh buka dan kampuh tutup.
1) Kampuh Buka
Kampuh buka adalah kelebihan jahitan yang dihubungkan dua bagian dari busana yang dijahit secara terbuka. Cara menjahitnya yaitu:
a) Kampuh – kampuh yang akan dijahit disatukan, kemudian dijahit dengan jarak sedang tepat pada garis pola.
b) Kampuh yang sudah dijahit dibuka dan dipres dengan setrika.
Macam – macam kampuh buka antara lain :
a) Kampuh buka diselesaikan dengan obras.
b) Kampuh buka diselesaikan dengan setik mesin.
c) Kampuh buka diseleseikan dengan rompok.
d) Kampuh buka diselesaikan dengan zig -zag.
e) Kampuh buka diseleseikan dengan tusuk balut.
f) Kampuh buka diselesaikan dengan tusuk feston.
Teknik yang digunakan dalam pembuatan busana pesta malam pada kesempatan ini adalah kampuh buka diselesaikan dengan teknik dirompok kemudian disom, diterapkan pada rok pias 6.
2) Kampuh Tutup
Kampuh tutup adalah kelebihan jahitan dari dua bagian yang tidak terbuka tetapi menjadi satu.
a) Kampuh Balik
Kampuh yang dipakai untuk menyelesaikan pakaian anak, lenan rumah tangga dan untuk menyelesaikan pakaian dewasa wanita yang berbahan tembus terang. Ada dua macam kampuh balik yaitu kampuh balik biasa dan kampuh balik semu.
b) Kampuh Pipih
Adalah yang digunakan untuk pakaian bayi dan pakaian pria.
c) Kampuh Perancis
Kampuh yang dipakai bolak-balik, kampuh ini pada bagian baik buruknya terdapat dua jalur setikan.
e) Teknologi pelapisan/ lining
Pelapisan yaitu kain untuk melapisi kain yang bahannya tipis atau kain yang terasa gatal dikulit.
Linningadalah kain pelapis busana dan penutup jahitan sehingga busana tampak rapi, baik dari luar maupun bagian dari dalam.
Penggunaan Linning juga berfungsi untuk menjaga agar bahan utama dari pakaian tidak cepat rusak terutama untuk pakaian dari dari bahan yang berkualitas tinggi dan harganya mahal.
Dalam pemilihan linning harus disesuaikan dengan bahan pokok, bentuk busana, warna busana serta memiliki karakter hampir sama dengan bahan pokoknya. Contoh kain furing yaitu abute, asahi.
Menurut Nanie Asri Yuliati (1993) teknik pemasangan linning ada dua cara yaitu :
1) Teknik lepas yaitu teknik pemasangan antara bagian bahan utama dengan linning dijahit sendiri-sendiri, namun pada bagian tertentu dijahit menjadi satu untuk menyatukan kedua bagian tersebut. Misalnya pada rok yang berfuring lepas disatukan pada bagian ban pinggang.
2) Teknik lekat yaitu teknik pemasangan antara bahan utama dengan linning dijahit menjadi satu, biasanya digunakan untuk menjahit bahan-bahan transparan.
f) Teknologi interfacing
Interfacing adalah lapisan yang tampak dari luar, misalnya lapisan lapel krah, lapisan belahan pada tengah muka. Kegunaan interfacing ini adalah untuk memperbaiki bentuk jatuh bagian-bagian busana sehingga terlihat rapi dan indah. Di pasaran interfacing di jual dalam berbagai macam bentuk seperti kain pasir, viselin, kain keras, kain gabus dan lain-lain. Dalam menentukan interfacing hendaknya memperhatikan hal-hal dibawah ini:
Kesesuaian dengan bahan utama
Kesesuaian antara tebal dan tipis bahan utama
Ketepatan penempatan bahan pelapis
Kesesuaian dengan tujuan atau kegunaan interfacing
g) Teknologi pengepresan
Teknologi pengepresan adalah suatu cara agar kampuh-kampuh terlihat lebih pipih dan rapi. Pengepresan ini dilakukan setiap kali selesai menjahit dengan menggunakan setrika dengan suhu yang disesuaikan dengan bahan busananya. Pada saat pengepresan untuk kain yang tipis atau mudah mengkilat sebaiknya menggunakan pelapis atau bahan lain.
Penerapan Dalam Desain Busana
Penerapan teknologi kampuh yang digunakan menggunakan kampuh buka dan dibagian bawah rok menggunakan penyelesaian wallsoom yang kemudian di ssom gulung.
Tips Aman Merawat Busana Pesta
1. Biasanya busana pesta terbuat dari materi bahan halus seperti crepe, sutra, taffeta, brokat, lace georgette atau satin. Untuk bahan-bahan jenis ini sebaiknya Anda menggunakan pencucian dry clean.
2. Cara lain, rendam dalam larutan pencuci (detergent), biarkan selama 10 menit, peras lembut dan jemur menggunakan gantungan. Ketika menjemur tidak perlu di terik matahari langsung, cukup diangin-anginkan saja.
3. Simpan dalam lemari dengan cara digantung atau dilipat, tergantung jenis bahan dan potongan baju
4. Keluarkan busana sebulan atau dua bulan sekali dari dalam lemari untuk diangin-anginkan. Cara ini dapat menghindari jamur akibat penyimpanan dalam waktu lama dalam lemari
DRAPING SKIRTS (ROK)
A. Pengertian Rok
Rok atau Skirt adalah pakaian yang dipakai oleh wanita dari pinggang sampai ke kaki. Ada juga yang mengartikan rok adalah bagian terendah dari gaun wanita yang panjangnya dari pinggang turun ke bawah melalui panggul. Rok merupakan busana terpisah yang terletak ada bagian bawah garis pinggang.
B. Macam-Macam Rok
Bentuk dasar rok ada 4 macam :
1. STRAIGHT SKIRT/ ROK LURUS
Rok lurus adalah rok yang dibuat dari bahan lurus, jatuhnya lurus dari panggul sampai kebawah. Terdiri dari beberapa macam rok:
a. Wrap Around Skirt / Rok Bungkus
b. Gathered Skirt / Rok Kerut
c. Pleated Skirt / Rok Lipit
2. GORED SKIRT / ROK PIAS
Rok pias banyak ragamnya. Pias dapat berjumlah ganjil maupun genap. Macam-macam rok pias tergantung pada banyaknya pias:
a. Rok pias genap: 2,4,6,8 dan seterusnya
b. Rok pias ganjil: 3,5,7,9 dan seterusnya
c. Rok pias dengan sisipan. Sisipan daat berua Godet (bentuk melingkar ada bagian bawah kelim bias ½ , 1/3, ¼ lingkaran, dapat juga berupa sisipan lipit (bentuk segi empat atau bujur sangkar).
3. CIRCULAR SKIRT / ROK LINGKAR
Rok lingkar adalah rok dengan siluet lingkar ada bagian kelim. Terdiri dari beberapa macam rok:
a. Rok lingkar kurang dari normal : bentuknya seperti rok suai
b. Rok lingkar normal : rok setengah lingkar
c. Rok lingkar lebih dari normal
d. Rok lingkar maksimal : rok lingkar penuh.
C. Bagian-Bagian Rok
Komponen-komponen rok:
1. Bagian pinggang : bagian rok yang terletak disekitar garis pinggang. Dapat berupa garis pinggang yang diselesaikan dengan lapisan menurut bentuk.
2. Badan rok bagian muka. Pada bagian ini terdapat kupnat.
3. Badan rok bagian belakang.
D. Mengukur Rok
Mengukur merupakan kegiatan awal pada pembuatan rok. Hasil jadi rok yang baik salah satunya tergantung ada ukuran yang diambil oleh seseorang. Beberapa cara mengukur rok yang baik:
1. Kondisikan peraga dalam posisi yang baik yaitu tegak lurus dengan lantai.
2. Pilih tempat berdiri atau lantai yang rata.
3. Sebaiknya peraga dalam keadaan menggunakan sepatu berhak.
4. Blus berada diluar rok, jika menggunakan ban pinggang harus dilepas terlebih dahulu.
5. Letakkan peterban pada sekeliling bagian pinggang yang terkecil.
6. Lingkarkan peterban pada bagian panggul/pinggul yang terbesar.
7. Lingkar pinggang diukur pas pada sekeliling pinggang.
8. Tinggi panggul/pinggul diukur pada bagian sisi dari garis pinggang sampai garis pinggul.
9. Lingkar panggul diukur pada sekeliling panggul pas ditambah 4 cm.
10. Panjang rok diukur ada tiga tempat:
a. Bagian muka : dari tengah muka bagian pinggang sampai batas panjang rok sesuai desain.
b. Bagian sisi : dari pinggang sisi sampai batas ukuran panjang rok sesuai desain.
c. Bagian belakang : dari pinggang belakang sampai batas ukuran panjang rok sesuai desain.
1. STRAIGHT SKIRT / ROK LURUS
A. Pengertian
Rok lurus adalah rok yang dibuat dari bahan lurus, jatuhnya lurus dari panggul sampai kebawah.
B. Macam-macam Rok Lurus
Rok lurus ada 3 macam :
1. Wrap around skirt / rok bungkus
Disebut pula rok bungkus. Salah satu contoh rok bungkus yang bias dipakai dalam kehidupan sehari-hari adalah sarung dan kain panjang.
a) Ciri-ciri rok bungkus
1. Rok bungkus pada umumnya berbentuk overslag
2. Tidak ada potongan atau sambungan pada bagian sisi
3. Selisih antara bagian lingkar pinggang dan panggul dibuat kupnat
4. Kupnat disebarkan pada beberapa bagian yang membentuk garis lengkung yaitu: ada bagian pinggang muka, sisi badan dan bagian belakang badan.
b) Mengukur kebutuhan bahan pola/toil
1. Panjang kain : panjang rok + kampuh +kelim
Contoh : 75cm + 1cm + 4cm = 80 cm
2. Lebar kain : lingkar panggul + ½ (lingkar panggul)
Contoh : 100 + ½ (100) = 150cm
Kebutuhan kain keseluruhan yang dibutuhkan dalam membuat rok bungkus dengan panjang rok 70 cm adalah 80 cm.
c) Cara membuat
Langkah-langkah membuat rok bungkus adalah
1. Potong toil sesuai dengan kebutuhan kain
2. Beri tanda garis pinggang
3. Beri tanda garis panggul
4. Semat tepi kain pertama pada atas kupnat bagian panggul
5. Semat tengah muka panggul
6. Lingkarkan toil sekeliling panggul, semat beberapa bagian, masing-masing disisi dan tengah belakang
7. Selisih ukuran panggul dan pinggang, ditarik tegak lurus ke atas
8. Buat kupnat pada enam bagian yang lengkung, yaitu 2 di bagian muka, 2 dibagian kupnat belakang dan 2 pada sisi pinggang
9. Perhatikan lebar kupnat tidak boleh terlalu lebar. Apabila kupnat yang dihasilkan lebih dari 4cm, maka kupnat dibagi dua lagi.
10. Ratakan bagian kelim rok.
11. Pindahkan semua garis pola: garis panggul dan garis klim.
2. Straight Gathered Skirt / Rok Kerut / Dirndl
The straight gathered skirt adalah rok dengan lipatan-lipatan kecil lurus yang melingkar penuh pada sekeliling pinggang. Rok kerut memiliki titik pusat dari pangkal kerut dan jatuhnya bebas berdasarkan langsaian bahan. Umumnya sangat cocok untuk orang yang tinggi dan ramping dengan susunan tulang pinggang yang nampak jelas akan memunculkan keanggunan tersendiri.
a) Ciri-ciri rok kerut
1. tidak terdapat kupnat
2. pas pada bagian pinggang saja
3. memiliki sambungan kain pada bagian sisi
4. antara garis pinggang, panggul dan kelim merupakan garis lurus yang sejajar
5. bagian sambungan kain merupakan tepi kain.
b) Mengukur Rok
Mengukur peraga dan mengukur dress form
a. Ukur bagian lingkar pinggang peraga dan bagian pinggang dress form
b. Ukur bagian lingkar panggul peraga dan bagian panggul dress form
c. Ukur panjang rok
Dari semua ukuran tersebut dibuat tabel ukuran dan hitung selisih antara ukuran peraga dan ukuran dress form
c) Mengukur Kebutuhan Bahan
Untuk mengukur kebutuhan bahan dalam membuat rok kerut adalah dengan mengukur panjang rok ditambah kampuh bagian pinggang 1cm dan lebar kelim 3-5cm.
Contoh :
a. Ukur panjang kain : (2 x panjang rok) + 2 (kamuh + kelim)
Misal : (2 x 100) + 2 (2 + 4) = 216, panjang kain yang diperlukan yaitu 216cm
b. Ukur lebar; pada umumnya menggunakan 2 x lebar bahan
Misal : lebar kain 110, yang dibutuhkan 2 x 110 = 220cm
Dengan panjang rok 50cm maka yang dibutuhkan adalah 216cm
Kebutuhan bahan : 2 x (panjang rok + 1cm + 3-5cm)
2 x (100 + 1 + 3-5cm) = 208cm/ 210cm/ 212cm/ 214cm/ 216cm
d) Cara Membuat
1. Potong toil panjang rok + kampuh (1cm) + kelim(4cm), sebanyak 2x
2. Sambung bagian tepi kain bagian kiri dan kanan. Setik kasar sekeliling garis pinggang dan panggul dengan 2 setikan
3. Liat menjadi 4 seluruh bagian toil, masing lipatan diberi tanda.
4. Bagian sambungan bahan diletakkan dan disematkan pada bagian TM dan TB panggul
5. Tarik tegak lurus pada bagian pinggang, masing-masing semat yang ada pada panggul , ratakan kerut perbagian; ratakan sisi kanan bagian muka, sisi kiri bagian muka, sisi kanan dan kiri bagian belakang
6. Hasil kerutan ditarik kembali tegak lurus pada bagian pinggang
7. Kerut masing-masing bagian kanan dan kiri pinggang muka, kanan dan kiri pinggang belakang.
8. Ratakan kelim bawah rok (rata-rata air) dengan penggaris siku. Pindahkan semua garis pola. Beri batasan masing-masing kerut, tandai juga ada dress form.
3. PLEATED SKIRT/ ROK LIPIT
Merupakan rok yang terdapat lipatan-lipatan yang berurutan dengan ukuran tertentu yang diukur secara sistematis dan teratur.
a) Ciri-ciri Rok Lipit
1. Ada bagian-bagian yang dilipit pada sekeliling rok yang saling bertindihan.
2. Lipatan-lipatan dapat dibuat searah, berhadapan atau terlungkup atau Accordion.
3. Lipatan-lipatan tersebut memiliki ukuran yang sama ada bagian luarnya.
4. Lipit yang nampak pada bagian panggul lebih lebar dari ada lipit yang nampak pada bagian pinggang.
5. Lipit dalam bagian panggul lebih sedikit daripada lipit dalam bagian pinggang.
b) Cara Mrmbuat
Mengukur kebutuhan kain toil sama dengan rok kerut
c) Cara Membuat
1. tandai dress form dengan tali pipih letak lipit yang akan dibuat
2. potong toil panjang rok + kampuh (1cm) + kelim(4cm) sebanyak 2x
3. sambung bagian tepi kain kiri dan kanan
4. lipat menjadi 4 bagian masing-masing diberi tanda. Bagian sambungan diusahakan diletakkan dibagian dalam lipit
5. dua tanda yang lain diletakkan ada bagian TM dan TB panggul dan semat, buat lipit ada bagian panggul. Perhatikan jarak lipit harus sama lebar, dan dalam lipit harus sama untuk masing-masing garis lipit
6. tarik tgak lurus pada bagian pinggang, masing-masing sematan lipit yang ada di bagian panggul
7. atur kembali lipit yang ada di pinggang. Ratakan kelim bawah rok, rata-rata air. Gunakan penggaris siku. Pindahkan semua garis pola. Beri batasan masing-masing lipit, tandai juga pada dress form.
2. GORED SKIRT/ ROK PIAS
A. Pengertian
Rok pias adalah rok yang terdiri dari potongan-potongan pola rok dan banyak ragamnya. Pias dapat berjumlah ganjil maupun genap.
B. Macam-macam Rok Pias
Macam-macam rok pias tergantung pada banyaknya pias:
a. Rok pias genap: 2,4,6,8 dan seterusnya
b. Rok pias ganjil: 3,5,7,9 dan seterusnya
c. Rok pias dengan sisipan. Sisipan dapat berupa Godet (bentuk melingkar ada bagian bawah kelim bias ½ , 1/3, ¼ lingkaran, dapat juga berupa sisipan lipit (bentuk segi empat atau bujur sangkar).
C. Bagian-bagian Rok Pias
1. Bagian pinggang
2. Bagian pias
3. Kelim bawah rok
4. Sisipan atau godet
D. Mengukur Pias
1. Lingkar pinggang
2. Lingkar panggul
3. Panjang rok pias
E. Ciri-ciri Rok Pias
1. Terdiri dari potongan-potongan yang membentuk pias
2. Dari pinggang ke panggul pas, dari panggul kebawah bebas
3. Antara garis pinggang, panggul dan kelim merupakan garis lengkung yang sejajar
4. Arah serat lungsi terletak pada tengah pias
5. Tepi garis pias merupakan garis lurus dari titik pias pinggang ke panggul
F. Mengukur Kebutuhan Pias
a. Ukur lingkar pinggang kemudian bagi jumlah pias
b. Ukur lingkar panggul kemudian bagi jumlah pias
c. Ukur tinggi panggul
d. Ukur panjang rok pias
G. Memberi Garis Pola pada dress form
a. Ukur dari TM bagian pingang masing-masing 5,5cm ke kiri dan ke kanan, beri tanda
b. Ukur dari TM bagian panggul masing-masing 8cm ke kiri dan ke kanan.
c. Hubungkan tanda pada pinggang dan pannggul dengan pita pipih.
d. Untuk pias berikutnya diukur dari tepi pias pinggang kesamping 11cm, dari tepi pias panggul kesamping 16cm.
e. Buat bagian belakang dengan cara yang sama.
H. Mengukur Kebutuhan Bahan
a. Cari bagian pola yang terlebar dari masing-masing pias
b. Bagian pias yang terlebar adalah garis panggul, ditambah 20cm untuk kemiringan garis pias bagian kiri dan kanan.
c. Panjang bahan diukur sesuai panjang rok
d. Contoh :
Panjang kain : panjang rok = 75cm + kampuh dengan kelim = 80cm
Lebar kain : 20cm + 2 (kampuh) = 24cm
I. Cara Membuat
1. Letakkan arah serat memanjang pias pada bagian tengah pias, semat.
2. Semat bagian pinggang dan panggul, ratakan masing-masing ke samping kanan dan kiri.
3. Letakkan pola pias berikutnya dengan cara yang sama. Satukan masing-masing kampuh sisi pias dari pinggang sampai bawah rok.
4. Ratakan kelim bawah rok pias. Pindahkan semua garis pola pada kain toil.
3. CIRCULAR SKIRT/ ROK LINGKAR
A. Pengertian
Rok lingkar adalah rok dengan siluet lingkar ada bagian kelim.
B. Macam-macam Rok Lingkar
Terdiri dari beberapa macam rok:
e. Rok lingkar kurang dari normal : bentuknya seperti rok suai
f. Rok lingkar normal : rok setengah lingkar
g. Rok lingkar lebih dari normal
h. Rok lingkar maksimal : rok lingkar penuh.
C. Bagian-bagian Rok Lingkar
Terdiri dari pola badan rok dan pola ban pinggang.pola badan rok lingkar normal/ setengah lingkar, hanya satu bagian pola badan rok lingkar maksimal/penuh, terdiri dari 2 bagian yaitu bagian depan dan belakang rok.
D. Mengukur Rok Lingkar
1. Ukur lingkar pinggang pas pada bagian pinggang terkecil
2. Panjang rok diukur sesuai dengan desain
1. Rok lingkar kurang dari normal
Rok lingkar yang menyeruai rok suai
A. Ciri-ciri
lebar lingkar bawah rok kurang dari ¼ lingkaran
terdiri dari 2 bagian pola yaitu pola depan dan pola belakang
B. Cara Membuat
1) Menentukan kebutuhan bahan rok:
Panjang: panjang rok sesuai desain + 1/3 lingkar pinggang + kampuh + kelim
Lebar: lebar kain
2) Rok dapat dibuat ½ dari pola depan dan ½ pola belakang
3) Letakkan arah serat memanjang pada bagian tengah muka rok.
4) Semat bagian muka, tentukan grain 3cm dari TM, gunting kearah garis pinggang.
5) Turunkan grain sedikit. Semat kembali 3cm dari sematan pertama, gunting dan turunkan grain sedikit. Rapikan bagian sisi.
6) Pindahkan semua garis ola.
C. Penyesuaian
Dilakukan pada bagian kamppuh sisi pinggang
Ukur selisih lingkar pinggang, kemudian dibagi 4
Misal: 70-66=4cm
4cm : 4 = 1cm ditambahkan pada masing-masing kampuh pinggang masing-masing 1 cm.
2. Rok Lingkar Normal
Rok lingkar yang menyerupai bentuk setengah lingkaran.
A. Ciri-ciri
1) Terdiri dari satu bagian badan rok.
2) Belahan ada bagian belakang, yaitu TM badan.
3) Arah serat memanjang kain jatuh ada garis tengah belakang.
4) Arah serat melebar kain terletak pada bagian TM.
B. Menghitung Kebutuhan Bahan/ toil
1) Panjang: (2x panjang rok) + (1/2 lingkar pinggang) + (2 x kamuh) + (2 x kelim)
2) Lebar: disesuaikan panjang.
C. Cara Membuat
1) Rok dapat dibuat ½ dari pola depan dan ½ pola belakang
2) Letakkan arah serat melebar pada bagian tengah muka rok
3) Semat bagian muka, tentukan grain kurang lebih 3cm dari TM, gunting kearah garis pinggang.
4) Turunkan grain sedikit. Semat kembali kurang lebih 3cm dari sematan pertama, turunkan grain sedikit. Semat kembali ada bagian sisi, turunkan grain sedikit.
5) Semat kembali kurang lebih 3cm dari sematan garis sisi, turunkan grain sedikit. Semat kembali kurang lebih 3cm turunkan grain sedikit.
6) Arah serat memanjang berakhir pada garis TM. Pindahkan semua garis pola.
D. Penyesuaian
1) Dilakukan ada bagian kampuh sisi pinggang
2) Ukur selisish lingkaran pinggang kemudian dibagi 4
3) Misal : 70 – 66 = 4cm, 4cm : 4 = 1cm, tambahkan pada masing-masing kampuh pinggang 1cm.
3. Rok Lingkar Lebih Dari Normal
Merupakan pengembangan dari rok lingkar normal. Namun lebar kelim lebih banyak dari rok lingkar normal dan lebih sedikit dari rok lingkar maksimal.
A. Ciri-ciri
1. Terdiri dari 2 bagian badan rok, muka dan belakang.
2. Belahan ada ada bagian sisi
3. Arah serat memanjang kain (long wise grain), jatuh pada garis sisi
4. Arah serat melebar kain (cross wise grain) terletak ada bagian TM.
B. Cara Membuat
1. Menghitung kebutuhan bahan/ toil
Bahan toil yang dibutuhkan yaitu 2 potong ukuran
Panjang : (2 x panjang rok) + ( ½ lingkar pinggang) + ( 2 x kampuh) + (2 x kelim)
Lebar kain sesuai panjang rok.
2. Mulai membuat dari bagian sisi rok, letakkan arah serat memanjang pada sisi rok
3. Ukur dari bawah rok adalah panjang rok yang di butuhkan, sisa kain diarahkan ke atas.
4. Buat gelombang, dengan menyemat ada bagian pinggang, kemudian digunting, buat grain , semat kurang lebih 5 cm dari sisi, gunting kearah pinggang, turunkan grain
5. Semat kurang lebih 5 cm dari titik kedua, gunting kearah pinggang, turunkan grain
6. Semat kurang lebih 5 cm dari titik ke 2, gunting ke arah pinggang, turunkan grain
7. Lakukan sampai berakhir pada bagian sisi, arah serat memanjang berada pada bagian sisi. Pindahkan semua garis pola.
C. Penyesuaian
Dilakukan ada bagian kampuh sisi pinggang
Ukur selisih lingkar pinggang, kemudian dibagi 4
Misal : 70-66 = 4cm
4cm dibagi 4 = 1cm
Tambahkan pada masing-masing kampuh pinggang 1cm
4. Rok Lingkar Maksimal
Rok lingkar yang menyerupai bentuk lingkar penuh.
A. Ciri-ciri
1. Terdiri dari 2 bagian badan rok, badan muka dan badan belakang.
2. Belahan ada pada bagian sisi. Arah serat memanjang kain jatuh pada garis sisi. Arah serat melebar kain terletak pada bagian tengah muka
B. Cara Membuat
Cara membuat sama seperti pada rok lingkar lebih dari normal
C. Penyesuaian
1. Dilakukan pada bagian kampuh sisi pinggang,
2. Ukur selisih lingkar pinggang, kemudian dibagi 4,
Misal : 70-66 = 4cm, 4cm dibagi 4 = 1 cm, tambahkan pada masing-masing kampuh pinggang 1cm.
DRAPER SKIRT/ ROK DRAPERY
A. Pengertian
Rok drapery adalah rok yang memiliki hiasan kain yang melangsai pada bagian pinggang/ panggul.
B. Macam-macam Drapery
1. Drapery pada bagian sisi antara pinggang dan panggul.
2. Drapery pada bagian muka atau belakang rok
3. Drapery pada bagian depan rok, vertikal dari pinggang ke kelim bawah rok.
C. Bagian-bagian Drapery
1. Bagian yang dilipat
2. Bagian drapery
D. Mengukur Drapery
Sifat drapery adalah melangsai, kain yang digunakan untuk drapery adalah kain serong. Untuk menghitung kebutuhan bahan yaitu dengan melipat kain dengan sudut 45° kemudian kebutuhan drapery dihitung 2x jatuhnya drapery.
E. Cara Membuat Rok
1. Rok dengan drapery asimetris pada bagian depan. Letakkan toil pada bagian depan rok dengan arah serat memanjang.
2. Buat guntingan kecil pada bagian pinggang
3. Turunkan grain pada bagian kupnat.
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang pola gaun potongan pias
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Kain Katun Terbuat Dari Serat ? Ini Dia Jawabannya
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : https://echafashionboutique.wordpress.com/2012/10/28/busana-pesta/